Berikut ini adalah versi HTML dari berkas http://idkm.depperin.go.id/pelatihan/kemasan/modul_1.doc.
G o o g l e membuat versi HTML dari dokumen tersebut secara otomatis pada saat menelusuri web.
Untuk menautkan atau menandai situs ini, gunakan URL berikut: http://www.google.com/search?q=cache:piRSMhGAEMQJ:idkm.depperin.go.id/pelatihan/kemasan/modul_1.doc+pengemasan&hl=id&ct=clnk&cd=24&gl=id


Google tak ada kaitannya dengan pemilik/pembuat laman ini, dan juga tak bertanggung jawab atas kandungan materi yang terdapat di dalamnya.
 

 
 

PENGANTAR ILMU KEMASAN

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI DAN DAGANG KECIL MENENGAH

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 
 
Jakarta, 2003
 
 
 
 
PENGANTAR ILMU PENGEMASAN

Apakah sebenarnya yang disebut pengemasan ?

Cara yang paling sederhana adalah mendefinisikan bahwa bahan kemasan adalah sarana yang membawa produk dari produsen ketempat pelanggan ataupun pemakai dalam keadaan yang memuaskan.

Dari bahan kemasan tersebut harus memiliki beberapa sifat komersil agar dapat difungsikan dengan baik, yang antara lain :

Selain sifat tersebut diatas oleh karena adanya peningkatan persayaratan tertentu, baik dipasar nasional maupun international, maka bahan kemasan tersebut harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dunia pemasaran maupun ketentuan hokum. 

Bentuk pengemasan :

Berbagai macam bentuk bahan kemasan bisa ditemukan dipasar dewasa ini antara lain :

Envelopes, pouches, bags, carton, box, bottle, jar, vial, barrel, drum, overwrap, sleeve, blister, strip dan lain-lain. Barang konsumsi umumnya dikemas dalam bentuk kemas unit, sebagai bentuk yang praktis dan ekonomis dalam praktek. Umumnya, kemas unit distribusikan dalam bentuk kelompok dengan cara over wrapping. Barang industri terutama dikapalkan secara bulk dengan alat Bantu barrel,drum, jerrycan atau tanki dan lain-lain. 

Persyaratan dari suatu pengemasan : 

  1. Kemasan harus bisa mewadahi produk
  1. Kemasan harus bisa melindungi produk
  1. Kemasan harus bisa menjual produk
    Yang terutama, kemasan harus bisa menunjukkan identitas dari produk. Sistim distribusi serta teknik perdagangan yang modern mempersayratkan agar produk bisa diidentifikasikan dalam sekilas pandang. Informasi yang diharapkan bisa ditampilkan kemasan adlah sebagai berikut :

Ukuran atau unit kuantitas per package adalah hal yang perlu diperhatikan. Hasil riset pemasaran merupakan hal yang menentukan tentang ukuran yang dapat memenuhi keinginan pelanggan. Ukuran pengemasan untuk transparansi harus disesuaikan dengan pola distribusi. 

Ukuran untuk kepentingan transportasi jangan terlalu berat, untuk keamanan dan kemudahan dalam handling. Disamping indentifikasi dasar, kemasan harus bisa menarik perhatian konsumen untuk membeli. Kemasan harus merupakan rantai terakhir dalam kegiatan iklan dan display dan harus bisa bermakna pesan promosi. 

Merupakan hal yang penting juga adalah hasil pemotretan kemasa, yang bisa digunakan menjadi media iklan yang efektif. Bentuk dan dimensi harus dirancang secara teliti untuk bisa di display dengan baik, penempatan dalam shopping bag serta penyimpanan ditempat konsumen. Kemasan agar bisa mewakili produk secara keseluruhan. Barang yang murah supaya diwadahi kemasan yang ekonomis, sedang barang yang berkualitas tinggi, menggunakan kemasan prestige. 

Transparansi material, dapat digunakan untuk produk yang menarik, agar mudah diidentifikasikan oleh konsumen. Sales appeal, menjadi hal yang penting, bahkan menjadi lebih penting karena dengan meningkatnya supermarket dan toko swalayan. 

  1. Biaya yang minimal secara keseluruhan

Klasifikasi Bahan Pengemasan 

Bahan pengemasan klasifikasinya lebih dititik beratkan pada bahan bakunya yang dipergunakan untuk membuatnya. Bahan baku yang dipergunakan untuk membentuknya adalah terutama, kertas, paperboard, cellophane, plastic, logam, glass, kayu, tekstil, dll. 

Bahan baku tersebut tidak selalu dipergunakan dalam bentuk tunggal, tetapi sering dalam bentuk kombinasi seperti kertas dilapisi plastik, cellophane dengan plastik dan aluminium foil, dan lain sebagainya. Sering juga klasifikasi didasarkan pada bentuk seperti flexible packaging ataupun rigid packaging. 

Cellophane merupakan produk lama yang digunakan sebagai bahan pengemasan, dan banyak digunakan dengan dikombinasikan dengan bahan plastik lainnya. Sebagai akibat pertimbangan ekonomis, pemakaian cellophane, makin berkurang dan digantikan bahan plastik lainnya antara lain adalah Oriented Polypropylene Film. 

Synthetic Plastic pemakainya terus meningkat dalam bentuk film, sheet, blow molded bottles, injection molded container, produk extrusion laminasi, stretch film and foam product. 

Logam digunakan dalam bentuk two pieces dan three pieces steel dan aluminium can, tube logam, aluminium foil drum, dan lain-lain. Produk kayu digunakan dalam pengemasan dalam bentuk carton boxes, barrel dan frame kayu. 

Tekstil digunakan dalam bentuk kantong dari kain dan kantong anyaman dari jute atau kapas. Sering juga masih digunakan komposite material yang agak sulit diklasifikasikan.

Kertas dan paper board serta logam masih memiliki peran yang stabil dibidang pemasaran bahan pengemasan. Plastics mulai meningkat perannya sedang glass agak berkurang aplikasinya. Sebagai referensi dapat dilihat pada table terlampir perkembangan penggunaan bahan pengemasan pada tahun 1983 s/d 1986. 

Table Material pengemasan di Pasaran Jepang (dalam ribuan ton) 

Packaging Materials
1983
1984
1985
1986
Paper and paperboard
8866.1 (52.7)a
9399.5 (52.9)
9641.7 (53.7)
9960.2 (54.5)
Cellophane
     59.4 (0.4)
     56.4 (0.3)
    50.2 (0.3)
     43.2 (0.2)
Plastics
1924.8 (11.4)
2184.7 (12.3)
2322.3 (12.9)
2374.7 (13.0)
Metals
1663.5 (9.9)
1763.3 (9.9)
1798.9 (10.0)
  1802.6 (9.9)
Glass
2301.0 (13.7)
  2394.6 (13.5)
2222.7 (12.4)
2159.8 (11.8)
Wood
1668.5 (10.1)
1660.0 (9.4)
1629.5 (9.1)
1646.0 (9.0)
Textiles
  223.9 (1.3)
  219.5 (1.2)
   211.6 (1.1)
  204.8 (1.1)
Others
    86.0 (0.5)
    83.5 (0.5)
    82.0 (0.5)
96 (0.5)
Total
16,793.2
17,761.5
17,958.9
18,271.3

Menurut penelitian tentang pemakai bahan pengemasan di Indonesia ditinjau dari nilai kertas. Paperboard dan plastic memiliki saham sebanyak ¾ dibandingkan bahan baku lainnya, dan komposisi ini hampir stabil selama 5 tahun. 
 


 
Prinsip Pengemasan 

Banyak prinsip yang diterapkan terhadap pengemasan, yang kemudian dapat diartikan pada beberapa fungsi dan aplikasi. Prinsip atau yang dapat kita garis bawahi adalah :

Pengemasan dapat dianggap sebagai suatu bagian dari proses produktif dan aspek ekonomi dari produksi dan tidak bisa hanya dianggap hanyalah sebagai suatu kegiatan produksi saja, tapi harus memperhatikan juga kegiatan operasi lainnya yang diperlukan sebelum produk sampai kepada pelanggan. Hanya dengan cara ini keseimbangan antara beberapa factor yang diperlukan yang terkadang saling berlawanan dapat dicapai.” 

Prinsip ini harus diselesaikan dan dicapai untuk bisa mendapatkan nilai tambah, yang diharapkan. Pengemasan untuk produk baru, harus dipikirkan dan dianalisa sedini mungkin adalah terbaik pada tahap mendesain produk yang akan dipasarkan. 

Bahkan seringkali, proses pemikiran tentang pengemasan, termasuk kreasi atau type baru bahan kemasan, dianggap sebagai masalah yang terpisah dari proses produksi. Hal ini merupakan anggapan yang tidak tepat, dan seharusnya masalah pengemasan tersebut, harus diintegrasikan dalam proses produksi dan kegiatan lainnya termasuk pemasaran, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam kegiatan bisnis. 

Banyak contoh terjadinya hal yang tidak diinginkan akibat cara berpikir yang demikian tersebut. Salah satu contoh dapat kami kemukakan dalam penempatan salah satu cairan pestisida untuk pertanian untuk keperluan pertanian. Kebetulan bahan utama dari produk tersebut bisa dilarutkan pada beberapa solven. Dan tentunya pilihan utama jatuh pada pelarut yang termurah. 

Dalam hal ini kemudian bahan kemasannya dipilih, dan pilihannya jatuh pada kemas kaleng, karena kemasan ini cukup kuat, dan dapat diangkut pada jarak jauh, dan tidak kuatir rusak. Kemudian ditemukan banyak komplain, bahwa produk tersebut menyebabkan karatan pada kaleng, dan menimbulkan masalah pada pelanggan. 

Oleh karena produk tersebut juga bersifat racun, sedangkan jalan yang dilalui produk tersebut dalam pengangkutan agak jelek, penggunaan wadah dari gelas cukup punya resiko, dan disarankan untuk menggunakan kemasan dari plastik. 

Kemudian ditemukan bahwa beberapa plastik tertentu tidak kompatibel dengan solven yang digunakan, karena akan terjadi peresapan dari solven terhadap plastik, hingga terjadi kebocoran. Perlu dicari plastik yang tahan terhadap peresapan solven tentunya dengan harga yang optimal. 

Terlihat disini bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, persoalan pengemasan harus direncanakan sejak awal kegiatan. Dalam konteks yang berbeda, bisa diambil contoh tentang alat listrik dan mekanik, yang seringkali memberikan kesulitan pada packaging – disainer, untuk merancang bahan kemasannya. 

Tetapi bila perencanaan pengemasan, sudah dipikirkan sejak awal, pada saat rancang bangun, dengan demikian penempatan produk bisa disesuaikan dan bahan kemasan yang diperlukan menjadi sederhana, murah dan memuaskan. Bila merencanakan untuk merubah kemasan yang ada dan mengembangkan kearah kemasan yang baru, semua aspek dari produksi harus ditinjau. Dan diadaptasikan semua kebtuhan pada kemasan baru tersebut. 

Proses produksi harus dipelajari secara keseluruhan, dari semua hal yang kritis perlu diperhatikan, agar tidak terjadi hambatan. Termasuk yang perlu mendapat perhatian adalah jalur pekerjaan layout, work flow dan metoda pekerjaan. 

Informasi yang diperoleh, dibandingkan dengan keperluan. Hasil dari analisa yang dikoordinasikan, adalah esensial untuk menyederhanakan proses produksi, pemilihan bahan kemasan dan over wrap ataupun merubah type bahan baku yang digunakan dalam kemasan. 

Meskipun masalah kemasan harus dianggap sebagai hal yang penting tetapi jangan terlalu dibesar-besarkan. Harus diingat bahwa produsen bukanlah untuk menjual kemasan. Meskipun sector pengemasan tersebut adalah penting, tetapi akan menambah biaya pada produksi dan sebaiknya semurah mungkin dan sesederhana mungkin. Pengemasan yang berlebihan agar dihindari dan sebaliknya pengemasan yang tidak memenuhi syarat, tidak juga diharapkan. Semua data dan fakta yang penting dan tersedia, harus diperhatikan sebelum kemasan yang efektif didisain. Dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu dimasukkan dalam perhitungan, terutama :

  1. Fakta tentang produk
  2. Fakta tentang cara distribusi
  3. Pemikiran tentang pemasaran

Fakta mengenai produk, termasuk hal yang berpengaruh terhadap kestabilan produk dan cara proteksi yang diperlukan, agar tidak terjadi kerusakan produk. Dalam konteks kerusakan produk, termasuk didalamnya kerusakan yang diakibatkan uap air, gas oksigen, karena sifatnya yang merusak akan menentukan proteksi yang diperlukan. 

Selanjutnya yang juga berpengaruh adalah bentuk fisik dari produk gas, liquid, padat, pasta dan lain-lain, dan sifat yang korosif, mudah menguap atau secara kimia aktif dalam kondisi tertentu akan bersenyawa dengan produk lain. 

Aspek pemasaran perlu diperhatikan juga, bagaimana unit dari sale, sedang untuk consumer goods dan engineering item, berat dari produk mendapat perhatian. Factor tentang metode distribusi harus dikaitkan tentang hambatan yang kemungkinan akan ditemukan pada setiap tahap dari perjalanan produk dari pabrik sampai kepada konsumen terakhir. 

Sebagai tambahan perlu diperhatikan hambatan dalam distribusi dan agar perhatian harus ditekankan pada keperluan pada setiap tahap, misalnya apakah produk tersebut diatur dalam palet atau akan diatur secara bertumpuk baik dalam gudang maupun dalam transportasi.

Factor pemasaran, termasuk didalamnya citra yang bisa diberikan oleh produk, type dari penjualan eceran, harga dari produk secara keseluruhan yang diharapkan bisa dijual. 

Factor lainnya adalah, identifikasi produk, cara pemakaian dan pack disain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Kemasan harus dapat menjual apa yang diproteksinya, dan selanjutnya harus memproteksi apa yang akan dijual.
  2. Kemasan mencakup :
  1. Kemasan yang efektif harus mencakup :

Dari uraian diatas terlihat adanya tekanan dari beberapa aspek dan kepentingan terhadap kemasan. Hal tersebut merupakan prinsip umum yang perlu ditaati. Selanjutnya perlu didalami lagi apa yang dapat dicapai melalui pengemasan yang efektif.

 

Fungsi Penyatu 

Fungsi dari bahan kemasan secara prinsip adalah mewakili produk. Tetapi bila ditinjau dari aspek lain bisa berfungsi lain. Seorang anak membeli kembang gula dari warung, kemudian diwadahi dalam kantong plastik, maka peran kantong tersebut tidak hanya mewadahi tetapi sekaligus menyatakan produk tersebut.

Dengan berkembangnya swalayan, kebutuhan unti sale ini meningkat. Pelanggan bisa mengambil produk yang diinginkan, tanpa bantuan pelayan, sesuai unit yang diinginkan. 

 

Kompatibilitas 

Kemasan ini bisa kompatible dengan produk. Ada dua factor yang harus diwaspadai, ialah pengaruh bahan kemasan terhadap produk dan pengaruh produk terhadap bahan kemasan. Banyak contoh yang dapat diberikan tentang terjadinya interaksi tersebut. 

Pertama, adalah pemilihan kemasan untuk produk yang korosive seperti asam mineral. Bila kemasan dari logam yang dipakai, maka produk tersebut akan merusak kemasan, dan terjadi kebocoran. Sekarang produk dalam kemasan dari plastik. Contoh lain dapat diberikan pada pengemasan food stuff – seperti buah dalam kaleng dan daging yang dikalengkan. Bila buah seperti cherry diwadahi dalam tinplate biasa, maka tin akan mereduksi warna dalam cherry menjadi tidak berwarna.

Penambahan laquer kedalam kemasan kaleng, akan dapat mengatasi keadaan ini. Dalam kasus daging dalam kaleng, keadaannya berbeda. Belerang yang terdapat dalam daging, dapat menghitamkan produk tersebut, sedang penambahan laquer yang normal, tidak cukup mengatasi keadaan ini.

Laquer yang khusus dari Zink Oxide digunakan dan belerang yang terdapat dalam produk bereaksi dengan zink oxide, dan terbentuk zink sulphida yang berwarna putih. 

 

Penyimpanan 

Bila memperhatikan prinsip, bahwa kemasan harus bisa menyimpan produk tetapi dengan mengantisipasi factor waktu, kemasan harus bisa menambah kestabilan dari produk pada batas kadaluarsa yang dibutuhkan dan daya penyimpan dari kemasan terhadap produk harus diartikan fisik maupun kimia. Pengertiannya pada batas waktu yang dibutuhkan, kemasan tersebut tahan terhadap guncangan mekanis, static loads selama dalam penimbunan dan pengaruh iklim. Bila kemasan tersebut adalah returnable, atau memiliki nilai penggunaan kembali, maka factor ketahanan penyimpan adalah penting. 

Produk yang mudah rusak, dan alat engineering yang berat, perlu dijaga dari kemungkinan bergerak didalam kemasan. Kelihatannya crate dari kayu yang kokoh pun, dengan bantuan bantalan yang lunak terkadang masih bisa merusakkan alat elektronik, karena akibat goncangan yang tidak dapat dihindarkan. 

Gerakan dari alat berat yang berada dalam kemasan tidak akan menyebabkan kerusakan kepada produk itu sendiri, tetapi produk yang sekitarnya akan mengalami akibatnya. Penjagaan terhadap gerakan sesuatu produk secara keseluruhan, bisa dilaksanakan dengan menghindarkan gerakan didalam produk tersebut. Alat ukur yang mempunyai drum type atau sirkuler chart dengan marking pen, sebaiknya dilepas dan dikemas tersendiri. 

 

Pemisahan 

Pemisahan adalah tindakan penjagaan atas terjadinya gerakan didalam kemasan, agar produk tidak rusak. Contoh yang mudah adalah mengemas 12 botol dalam karton box. Jika botol tersebut tidak dipisahkan satu sama lain, akan lebih mudah pecah. Penggunaan pemisah yang tepat atau efektif menghindarkan botol tersebut, dan setiap guncangan akan terkena pada bagian yang paling kuat dari produk. 

 

Clearance 

Cara lain untuk mendapatkan proteksi terhadap produk, ialah mengusahakan adanya clearance antara produk dengan sisi maupun ujung dari kemasan. Dengan cara ini kemasan akan menahan tekanan dari luar dan tidak meneruskan kepada produk. Untuk material clearance biasanya digunakan potongan kertas, sebuk gergaji ataupun potongan expanded polystyrene. 

Cara ini tepatnya agak murah, dan tidak selalu dapat diaplikasikan. Berat, bentuk, dan sifat fragility dari produk merupakan faktor yang menentukan cara proteksi yang bisa diterapkan.

Dalam menerapkan cara ini perlu hati-hati jangan sampai menempatkan produk terlalu dekat dengan sisi dari kemasan. 

 

Positioning 

Hendaknya menempatkan produk dalam posisi yang tetap, sebagai contoh penempatan mainan anak-anak, jangan sampai terjadi kerusakan pada produk. Positioning, bisa dibantu dengan elastic dan atau benang dan tiempatkan secara ketat mengukuti bentuk kemasan. 

 

Support 

Kemasan harus bisa memberikan support pada produk yang dikemas. Peralatan yang fragile, bila ditempatkan secara statis tidak ada masalah, tetapi memerlukan support dalam transit. 

 

Distribusi Berat 

Produk yang dikemas, supaya beratnya agar diatur secara merata sebagai aspek dari conditioning. Adalah suatu alasan untuk mendistribusikan berat secara baik, adalah untuk memudahkan handling. 

 

On Abrasi 

Proses abrasi adalah kegiatan negative, namun demikian tetap perlu diperhatikan. Cara untuk menghindarkan abrasi, tergantung dari pemakaian produk yang akan dikemas. Salah satu cara ialah melapisi produk yang akan dikemas dengan polietilen atau kertas. 

 

Penutup 

Efisiensi dari suatu kemasan untuk bisa menyimpan produk dengan baik adalah tergantung daripada penutupnya. Harus bisa dibedakan antara single use container dan multiple use container. Penutup kembali suatu kemasan, harus didisain dengan baik agar tidak sulit menutupnya. Kemas flexible, seperti sachet, pouches dan bag dapat ditutup kembali dengan penutup khusus. 

 

Perkembangan kemasan untuk masa depan 

Secara umum dapat dijelaskan, tidak banyak perubahan dalam perkembangan teknis untuk masa depan dan akan lebih banyak perkembangan dibidang pengaturan dan undang-undang.

Akrab lingkungan untuk masa datang, akan mendapat lebih banyak perhatian, dan akan memaksa industri pengemasan dan pengguna kemasan menggunakan metode anti polusi dan peralatan pencegahan. 

Sebagian besar aspek pengaturan kemasan akan lebih ditekankan untuk melindungi masyarakat dari segi kesehatan dan dari segi kepentingan fair trade practice.

Untuk masa mendatang, akan lebih diusahakan kearah bagaimana mengenai lebih ekonomis, agar biaya pengemasan harus bisa ditekan seefisien mungkin, apalagi dihadapkan makin langkanya sumber daya alam. 

Aktivitas dibidang teknis dan penelitian harus di konsentrasikan untuk bisa menjawab beberapa pertanyaan dibidang efisiensi pengemasan, sebagai berikut : 

  1. Bagaimana dapatnya, suatu kemasan yang tidak melindungi suatu produk secara optimal, dan seterusnya ditingkatkan fungsinya tanpa meningkatkan biaya
  2. Bagaimana suatu kemasan yang sudah memberikan perlindungan secara baik, dikurangi biayanya tetapi tidak mengurangi fungsinya dan sifatnya.
  3. Bagaimana suatu produk baru yang belum pernah dikemas bisa dikemas secara ekonomis.

Kesulitan yang dihadapi negara berkembang dibidang industri dan trade dalam menjawab pertanyaan tersebut diatas, adalah kekurangan pengetahuan teknis dan komersil, sehingga dapat menyelesaikan masalah tersebut secara efektif.   

Trend pengembangan biaya dibidang distribusi di negara maju, lebih dititik beratkan pada peningkatan biaya tenaga kerja. Akibatnya mudah untuk dimengerti, bahwa usaha lebih ditekankan, mengurangi martial handling, mempercepat loading dan unloading, rasionalisasi operasi supermarket dan secara bertahap kecenderungan praktek ini dimulai diterapkan di negara Asia. 

Dewasa ini, sekitar 80% dari produk makanan dan kepentingan rumah tangga lainnya dinegara maju didistribusikan melalui supermarket ataupun toko swalayan, cara pengemasan dan distribusi, mulai berkembang dengan cepat dinegara-negara yang kurang berkembang, dengan cara self service dan mengurangi tenaga kerja. 

Ini berarti bahwa pada umumnya, untuk masa mendatang produk harus dikemas agar bisa memenuhi ketentuan system distribusi, termasuk untuk produk yang akan diekspor. 

Konsumen dewasa ini makin meningkat pendidikannya, dan makin sadar hak-haknya. Mereka makin menaruh perhatian atas produk baru, informasi tentang komposisi asal usul dan latar belakang produk tersebut. 

Makin pendek jam kerja, lebih banyak waktu istirahat, jumlah ibu rumah tangga yang bekerja makin meningkat, mengakibatkan aktifitas yang berbeda dari anggota rumah tangga, dan ini akan mendorong dan mempromosikan penggunaan makanan yang mudah dimasak. 

Jumlah populasi usia lanjut yang meningkat, serta anggota keluarga rata-rata menjadi lebih kecil, akan menyebabkan penggunaan produk dalam kemasan kecil. 

Trend penggunaan dari brand name dari suatu produk makin meningkat didorong perusahaan promosi melalui iklan yang makin gencar. 

Kecenderungan tersebut tidak hanya terdapat dinegara maju, tetapi sudah merata keseluruh dunia, termasuk dinegara Asia. Supermarket di negara-negara di Asia yang tadinya belum berkembang, berkembang secara cepat didalam decade terakhir ini. 

Plastik menjadi lebih murah dibanding dengan kertas pada beberapa aplikasi dan terjadi perpindahan penggunaan platik dari produk yang tadinya menggunakan kertas. 

Ekspor tradisional dari negara Asia, yang tadinya dalam bulk akan beralih ke retail pack. Berarti kebutuhan pengembangan keterampilan teknis dan pengetahuan dalam pengemasan untuk daerah perlu dipercepat. 

Salah satu yang perlu mendapat perhatian didalam pengemasan adalah peran mesin pengemasan, baik yang sederhana maupun yang canggih. Pemakai mesin lebih memprioritaskan pada hal-hal sebagai berikut : 

Meskipun pengembangan mesin-mesin dengan kecepatan tinggi terus berlanjut, tetapi untuk daerah Asia, mesin dengan kecepatan lambat, dan lebih dapat diandalkan dengan peralatan sederhana, masih mendapat prioritas terutama untuk industri kecil dan menengah. 

Mesin yang berskala besar, akan makin menjadi terpadu, pengemasan pengisian/penutupan akan dikerjakan pada mesin yang sama. Dibidang percetakan, perkembangan baru terutama pada material dari lembaran cetak yang menggunakan infra red dan ultra violet untuk memudahkan pengeringan tinta. 

Cara aplikasi aseptic meningkat tidak hanya pada susu tetapi juga pada sari buah. 

Kemasan vacuum dan pemakaian gas akan meningkat dibidang pengemasan. Penggunaan radiasi microwave dalam melaksanakan sterilisasi sebagai alternatif dari pemakaian proses panas tradisional. 

Penggunaan plastik terutama polyetilene untuk pengemasan buah dan sayuran cukup meningkat. 

Rasionalisasi dibidang transportation, turut berpengaruh terhadap teknik pengemasan, terutama dengan adanya unitisied load dan container dalam angkutan produk. 

Beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam perkembangan pengemasan dan kemasan dewasa ini adalah : 

               

 

Google